Rabu, 30 Juni 2010

Mencari Tubuh Ayah


Dari pintu yang kuak setengah
Ibu melambaikan tangan
Sambil tertunduk memasrahkan biji-biji
Air mata pada lantai

Air mata itulah yang tumbuh jadi laut
Seluruh pantainya adalah muara

Suatu waktu, ayahmu kembali
Dibawa oleh sungai
Aku akan menerimanya meski
Telah menjadi daun kering
Atau sampah
Atau apa pun,
Katanya padaku

Aku berenang berhari-hari
Tetapi laut itu sungguh luas
Dan setiap pulau yang kudatangi
Tak menyimpan tubuh ayahku

Aku juga memanjat punggung-punggung gunung
Tetapi setiap tangga menuju arah yang salah

Ibu tetap menunggu di atas doa-doa
Dan uban-ubannya rontok satu-satu
Menjadi kayu bakar
Yang memanaskan tungku tanah liat
Agar kami tetap kuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar